Wednesday, May 21, 2014

Cara Sederhana Menjadi Juara

Semua orang di dalam hidup ini pasti ingin menjadi yang terbaik, menjadi seorang juara. Terkadang hal ini bukanlah untuk menjadi lebih unggul saja dari yang lain, namun ini soal cara meraih tujuan yang hendak dicapai. 

Terkadang orang berpikir bahwa sangatlah sulit untuk menjadi juara dan hebat. Padahal kita hanya perlu melakukan sedikit hal lebih dari yang lain, Ya hanya sedikit saja, namun konsisten dan penuh komitmen. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk bisa menjadi juara dalam kehidupan sehari-hari, atau menjadi juara dalam hal apapun. Belajarlah dari orang orang dibawah, dan pelajari apa yang mereka lakukan untuk menjadi juara

1. Seorang juara selalu memiliki tujuan yang jelas

Tujuan yang jelas sangatlah penting. Bahkan sebegitu pentingnya tujuan itu harus sangat jelas, detail dan tergambar di dalam otak kita . Otak kita bagaikan peluru kendali. Bila kita sudah memberikan tujuan yang jelas, spesifik, dan memiliki batas waktu, maka otak kita akan menjadi super kreatif untuk terus mencari jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebuah kisah dari Florence Chadwick memberikan ilustrasi daripentingnya sebuh tujuan yang jelas

Florence Chadwick,seorang perempuan asal Amerika ini menetapkan tujuan yang jelas untuk menjadi perempuan pertama yang berhasil menyeberangi Selat Catalina dengan berenang. Dialah wanita pertama yang berenang menyeberangi selat Inggris bolak-balik. Pada saat itu usianya 34 tahun. Jarak selat Catalina adalah sekitar 32 km

Tanggal 4Juli 1952, laut tampak seperti hamparan es dan kabut begitu tebalnya sehingga dia hampir tidak bisa melihat perahu yang mengawalnya. Ikan-ikan hiu berenang kearah dirinya,dan hanya bisa diusir dengan tembakan senapan. Dia berjuang terus, melawan air laut yang dingin, jam demi jam.
Disisi Florence,  disalah satu perahu yang mengawalnya,ibu dan pelatihnya terus memberikan dorongan.  Mereka mengatakan kepadanya tidak akan jauh lagi.  Tetapi Florence hanya bisa melihat kabut didepannya. Mereka terus memberinya semangat untuk tidak berhenti.  Namun hatinya goyah. Dia belum pernah berhenti…. hingga saat itu. Hanya tinggal sekitar 1 mil lagi,dia menyerah dan minta ditarik keluar.
Ia kemudian mengatakankepada seorang reporter, ”Begini, saya tidak mencari alasan, tetapi seandainya saja saya melihat daratan, mungkin saya akan berhasil.” Bukan kelelahan atau air yang dingin yang membuatnya gagal.  Tetapi kabut yang mengaburkan tujuannya yang menggagalkannya. Dia tidak bisa melihat tujuannya.

Dua bulan kemudian, Florence kembali menetapkan tujuannya menyeberangi Catalina. Dia menetapkan tujuan yang lebih jelas dengan sudah membayangkan melihat pesisir pulau tujuannya. Kabut yang menghadangnya pun tidak dapat membendung tujuannya dan dia berhasil. Ia sangat fokus pada tujuan akhir.


2. Seorang juara berani membayar harga kenyamanan untuk sebuah kemajuan

Perenang fenomenal Michael Phelps mencetak sejarah dengan meraih delapan medali emas dalam Olimpiade Beijing 2008. Ia berhasil memecahkan rekor Mark Spitz dengan 7 emas dalam satu Olimpiade yang telah bertahan hingga 36 tahun.
Ia sangat gusar saat wartawan mengatakan bahwa dirinya sangat beruntung saat meraih 8 medali emas pada Olimpiade2008. Dia mengatakan prestasinya itu bukan keberuntungan, tetapi dicapai melalui kerja keras. 

Ia lalu mengatakan “bahwa saat kalian makan siang, saya sedang berlatih di dalam kolam renang. Saat kalian berlibur dengan keluarga, saya juga masih berlatih di sana. Saat orang lain berada dalam kenyamanan, saya telah menggadaikannya demi sebuah kerja keras untuk meraih kesuksesan”.
Seberapa banyak Michael phelp berlatih untuk menjadi seorang legenda? Ia berlatih 6 jam sehari, 6 hari seminggu. Tanpa peduli hari libur atau tidak, tanpa peduli musim panas atau dingin. Dia berenang rata-rata 80 km setiap minggunya, atau rata-rata sekitar 13,5 km setiap latihan.
Dia menyingkirkan segala sesuatunya hanya untuk latihan dan berenang. Ia sangat fokus dan berani membayar mahal untuk menjadi seorang legenda.


3. Selalu lakukan hal yang lebih dan di luar biasa untuk berhasil

Kisah Vice President Citibank, Houtman Zainal Arif, juga menunjukkan karakter ini.  Asam, manis, pahit, asin pengalaman hidup telah dirasakan olehnya. Yang paling mencengangkan dari beliau adalah, beliau ini melamar kerja sebagai OB (Office Boy) tapi pensiun sebagai Vice Pressident. Houtman selalu melakukan hal yang di luar biasanya dalam pekerjaannya, sehingga tugasnya yang hanya mengurusi kebersihan dapat diselesaikan bahkan lebih dari itu. 
Pekerjaan awalnya bermula dari The First National City Bank atau sekarang disebut Citibank. Di kantor tersebut ia melamar sebagai OB pada 5 Desember tahun 1968, dan pensiun sebagai Vice Precident pada November 1987.

Ia tidak tahu teori, bukan orang akademis. Satu menit pun gak pernah jadi mahasiswa, walau pada akhirnya beliau justru pernah jadi dosen pasca sarjana. Beliau berkata bila beliau lebih beruntung karena apa saja yang terjadi di sekitar beliau selalu dijadikan pelajaran.

Waktu jadi OB, beliau melihat training. Karena jabatan beliau hanya OB, beliau tentu tidak dianggap. Bahasa Inggris beliau pun cuma sekedar yes-no. Tapi beliau berprinsip, “Saya harus berbuat. Saya harus pintar.” Setiap hari selama training itu, beliau ada di depan pintu dan mencatat semuanya.Training officer-nya lama-lama jadi menyuruh beliau masuk (tapi secara kasar).

Si training officer mengumumkan pada para trainer, “Pengumuman, dia tidak terdaftar dan dia tidak akan diuji,”kata training officer. Mendengarnya, Bapak Houtman tidak terima. Dia sudah berada di ruangan yang sama berarti dia sudah menjadi salah satu yang belajar juga dan juga harus diuji. Si Training officer pastinya marah. Udah untung dikasih masuk, eh minta diuji juga.

Pak Houtman lalu menantang diri beliau sendiri,“Saya harus lulus!” batin beliau. Padahal saingan beliau adalah lulusan UI,Michigan, Ohio, ITB dan banyak universitas TOP lainnya. Sementara beliau, SMA bisa lulus aja udah untung.

“Pokoknya harus lulus dan gak boleh jadi yang terakhir,” tekad beliau. Lalu Subhanallah, MahaSuci Allah, dari 34 orang beliau termasuk 4 besar dan beliau pada tahun 1978 dikirim ke Eropa.

Dia juga mengurusi fotokopi di tahun 1960-an saat seorang office boy belum piawai melakukan tugas menggandakan data saat itu. Dia mau belajar usai menuntaskan pekerjaannya. Alhasil, dia dipercaya untuk bertugas sebagai penanggung jawab fotokopi kantor dan kembali melakukan hal yang di luar biasanya.

Usai menuntaskan pekerjaannya, dia membantu proses administrasi, seperti mengerjakan proses stempel dan hal-hal administrasi lainnya, sehingga pada satu kesempatan dia diangkat menjadi stafkantor hingga kemudian merintis karier sampai puncak sebagai vice president bank kelas dunia ini.


4. Tidak pernah berhenti belajar

Untuk memiliki kupu-kupu di halaman dan rumah Anda, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, dengan membawa jaring tetapi sedikit yang akan terjaring, sementara cara kedua adalah dengan membuat taman bunga sehingga kupu-kupu yang akan datang sendiri kepada Anda.

Seorang juara akan terus mengembangkan dirinya untuk memiliki cara dan kualitas yang banyak dicari oleh berbagai kalangan sehingga kesuksekan yang justru akan mendekatinya.

No comments:

Post a Comment